Rabu, 24 Desember 2014

Ahmad Nabil Faqih: Jika Elemen TI Bersatu, Akan Ada Atlet Nasional Naik Podium Olimpiade


Agaknya tidak terlalu berlebihan apabila pernyataan di atas diketengahkan sebagai judul tulisan ini. Menjadi sesuatu yang terkesan utopis seandainya mimpi untuk merengkuh titel Olimpiade itu, tidak dibarengi dengan upaya dan kerja keras yang nyata dari semua pihak. Optimisme atlet senior yang telah memberikan banyak kontribusinya bagi prestasi taekwondo Indonesia ini begitu tinggi, mengingat pembinaan atlet-atlet nasional yang selama ini berjalan sebenarnya telah memiliki arah untuk mewujudkan impian tersebut. Ditambah lagi menurutnya concern dan perhatian para stakeholders sangat tinggi bagi upaya mewujudkan harapan tersebut. Tinggal persoalannya ada pada sinergi antar pihak dalam mewujudkan cita-cita dan harapan itu.

Hal ini diakui oleh atlet nasional Ahmad Nabil, ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan pembinaan taekwondo Tanah Air. Menurutnya, peluang Indonesia untuk menempatkan wakilnya di podium Olimpiade terbuka cukup lebar. “Saya sangat yakin akan ada atlet taekwondo kita yang naik podium Olympic. Syaratnya semua pihak harus bersatu untuk memajukan taekwondo Indonesia menjadi lebih hebat lagi,” ujarnya. Atlet andalan Indonesia ini mengingatkan bahwa persatuan adalah harga yang harus dibayar untuk mewujudkan prestasi bertaraf dunia.

Selain itu, imbuhnya, program pembinaan atlet nasional yang selama ini telah berjalan agar terus dijaga kualitasnya. Sebagai salah satu atlet senior, ia turut memberikan catatan tentang pembinaan jangka panjang yang terus digalakkan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) melalui program Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).

“Pelatnas yang tengah berjalan saya rasa sudah sangat baik, hanya saja problem gonta-ganti pelatih mungkin bisa lebih diminimalisir. Pelatih baru, artinya program baru dan kebiasaan baru. Atlet lagi-lagi harus menyesuaikan dengan style yang terus berubah-ubah,” tukasnya.

Baginya, konsistensi menjalankan program adalah unsur terpenting dalam sebuah pembinaan olahraga. Namun menyadari begitu kompleksnya manajemen sebuah cabang olahraga, pihaknya mendukung apapun upaya yang ditempuh dalam rangka pembenahan kualitas pembinaan atlet. Ia menyadari bahwa program prestasi taekwondo Indonesia tidak bisa serta merta dilakukan secara instan, semua butuh proses, dan semua pihak juga harus bersabar. Semua faktor terlibat. Dari atlet itu sendiri, pelatih, manajemen di pelatnas, pengurus di daerah, PBTI, hingga peran pemerintah. Faktor-faktor itu yang ia maksud bahwa upaya menuju prestasi taekwondo Indonesia sangat kompleks dan membutuhkan fokus kerja keras dan kinerja yang baik.

Menjadi Juara Sejati

Pemilik nama lengkap Ahmad Nabil Faqih ini tak ketinggalan menularkan semangat bagi atlet muda yang tengah merintis karir profesionalnya di dunia olahraga. “Untuk menjadi juara itu mudah dan simpel, hanya giat berlatih dan berdoa. Namun untuk menjadi seorang juara sejati sangat sulit, dibutuhkan disiplin dan konsistensi yang sungguh-sungguh agar bisa terus berprestasi,”

“ Jangan juga berdoa supaya jago, karena jutaan atlet banyak yang jago, berdoalah agar anda menjadi atlet yang bertalenta penuh karakter dan etika. Niscaya dengan begitu perjalanan karirnya akan bertahan lama”. Imbuhnya

Pernyataan tersebut tidak berlebihan, mengingat perjuangan menuju pentas Olimpiade tidaklah mudah. Apalagi prestasi taekwondoin nasional di beberapa kompetisi multi even masih mengalami pasang surut. Tanpa diimbangi mentalitas yang kuat, niscaya prestasi taekwondo Indonesia tidak akan berkembang. Tidak tertutup kemungkinan berbagai pihak akan saling lempar tanggung jawab, baik itu manajemen, pelatih, atlet hingga pecinta taekwondo Tanah Air yang begitu merindukan ‘Indonesia Raya’ berkumandang di pentas dunia.

Juara sejati bagi atlet kelahiran 11 Januari 1988 silam ini, berarti pembelajaran terus-menerus. “Kalah menang itu tidaklah penting, yang terpenting adalah performance di setiap pertarungan dapat terus lebih baik dari waktu ke waktu,” tukasnya. Dengan sikap semacam ini, sekalipun tim nasional kita menuai kekalahan di berbagai ajang, tak akan menyurutkan motivasi untuk mencapai target-target berikutnya.

Prinsip ini ternyata benar-benar ditunjukkan oleh lajang bertinggi badan 173 cm ini. Nabil tak segan menceritakan perjalanannya ketika mengundurkan diri dari Pelatnas karena performanya dinilai telah menurun.

“Manajemen Pelatnas menilai performa saya turun berdasarkan hasil try out di Tiongkok. Akhirnya saya tidak direkomendasikan untuk ikut Asian Games. Karena saya juga ingin melanjutkan studi S1 yang sempat tertunda, saya putuskan untuk mundur saja dari Pelatnas pertengahan tahun ini,” ujarnya. Tidak banyak atlet yang mau menerima koreksi dan mengakui bahwa performanya tidak dalam kemampuan terbaik. Ia memilih untuk menerima kekurangan dan berupaya meningkatkan kualitas bertandingnya, sekalipun saat ini tidak lagi bergabung dalam skuat Pelatnas.

Disinggung mengenai perkembangan talenta-talenta muda, dirinya menyangkal apabila regenerasi atlet-atlet daerah dinilai berjalan lambat. Menurutnya, gencarnya prestasi atlet-atlet jebolan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) menunjukkan bahwa geliat pembinaan bibit-bibit muda berjalan cukup intensif. “Tidak bisa dibilang lambat. Melihat berkembangnya banyak PPLP di berbagai daerah menunjukkan sudah ada pembibitan dari usia dini,” ucapnya penuh optimisme.

Hidup harus terus berjalan, begitupun dengan pembinaan taekwondo di Tanah Air. Nabil meyakini prestasi taekwondo nasional masih akan bersinar di masa yang akan datang. Kecintaannya terhadap olahraga yang turut melambungkan namanya, mendorong pria yang sebentar lagi akan melepas status lajangnya dengan Dewi Puspitasari mantan atlet pelatnas asal Jateng yang juga finalis Miss Indonesia 2014 ini, untuk terus menggeluti dunia taekwondo. Tidak bisa membela tim nasional, ia akan memfokuskan diri berlatih mewakili daerah di ajang-ajang prestisius dalam negeri, termasuk Pekan Olahraga Nasional 2016 mendatang. Jika pensiun pun, ia akan mendedikasikan dirinya membina bibit-bibit muda taekwondo nasional dengan membuka dojang.

“Harapan saya semua pihak nantinya dapat bersinergi, sama-sama bersatu agar taekwondo Indonesia bisa lebih berprestasi lagi. Prestasi dunia yang diimpikan setiap atlet yaitu podium Olimpiade,” ia juga berpesan kepada para taekwondoin yang saat ini tengah berjibaku mengejar prestasi yang terbaik, “tutupnya penuh harap. (vip/adt)


Sumber: http://taekwondoindonesianews.wordpress.com/2014/11/12/ahmad-nabil-faqih-jika-elemen-ti-bersatu-akan-ada-atlet-nasional-naik-podium-olimpiade/#more-432